Bermunajat Mengusir El Nino
ldiibandung.or.id – Hampir setahun tak turun hujan, warga LDII di Jawa Timur menghelat salat Istisqo. Memohon kekeringan segera usai.
Sepucuk surat edaran dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa dikirim ke ponsel Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi. Isinya, meminta ormas Islam di seluruh Jawa Timur menggelar salat Istisqo, karena musim kemarau berkepanjangan telah mengeringkan saluran-saluran irigasi. Gagal panen tiba-tiba saja jadi momok yang menakutkan bagi para petani.
Fenomena alam El Nino yang berefek pada musim kemarau berkepanjangan memang mengancam pangan masyarakat Jawa Timur.
Amrodji pun bergerak sigap. Ia meneruskan surat tersebut kepada Ketua DPD LDII di 29 kabupaten dan sembilan kota. Mereka pun sigap mengajak warga LDII bermunajat meminta hujan turun.
Di bawah terik mentari pagi, ribuan santri Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri Jawa Timur tampak khusyuk bermunajat. Mereka menadahkan tangan memohon pada Sang Khalik agar mencurahkan hujan, kembali membasahi bumi.
Semburat cahaya mentari menyapa pagi dari ufuk timur. Cahayanya perlahan mulai masuk, menembus cakrawala Kota Kediri menyambut Selasa pagi (24/10). Kala itu, ribuan santri Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri berbondong-bondong memadati halaman pondok pesantren. Dengan membawa perlengkapan sholat, mereka berdatangan untuk segera membuat saf-saf, berbaris rapat hingga memenuhi halaman pondok pesantren.
Beralaskan karpet, sekitar 4.000-an santri itu mulai melaksanakan salat Istisqo berjamaah. Mereka khusyuk mengikuti setiap gerakan sholat, meski terik mentari pagi mulai menghangatkan tubuh mereka, peluh pun mulai membasahi tubuh. Mereka berharap agar Sang Khalik segera menurunkan hujan yang tak kunjung menyapa Kota Santri sejak 10 bulan lalu.
“Alhamdulillah pagi hari ini kita juga menindaklanjuti instruksi DPW LDII Provinsi Jawa Timur. Kita diinstruksikan ada 62 pondok pesantren di bawah naungan LDII yang tersebar di 38 kabupaten dan kota untuk melakukan sholat istisqo,” ungkap Ketua DPD LDII Kota Kediri H. Agung Riyanto.
Ia mengatakan, sholat Istisqo dalam tuntunan agama Islam dilaksanakan manakala alam mulai menandakan tanda tidak wajar. Seperti bencana kekeringan yang melanda di mana-mana, krisis air bersih hingga kebakaran hutan. Salat tersebut dilaksanakan sebagai bentuk ikhtiar agar hujan segera turun, dan bentuk empati atas kekeringan yang terjadi.
Bagi Ponpes Wali Barokah, kegiatan salat Istisqo merupakan yang pertama kali digelar dalam kurun 30 tahun.
Pelaksanaan sholat Istisqo juga digelar di Pondok Pesantren Millenium Alfiena, Lengkong, Nganjuk, Jawa Timur pada Selasa pagi (24/20). Pelaksanaan ibadah salat Istisqo dipimpin oleh pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Habib Ubaidillah Al Hasany.
Di hadapan warga, Pengurus LDII Kabupaten Nganjuk, Forkopimcam Lengkong, serta para dewan guru, dan 628 santri, Habib Ubaidillah menerangkan ibadah tersebut merupakan sunnah Rasulullah SAW. Nabi dan para sahabat melaksanakannya, ketika mendapat cobaan berat bagi orang Arab, berupa kemarau yang sangat panjang.
“Pada zaman Rasulullah, kemarau panjang mengakibatkan ternak mati dan tumbuh-tumbuhan ikut mati. Pada saat itu para sahabat menghadap ke Rosulullah SAW mohon didoakan agar turun hujan, “Saat itulah Rasulullah SAW mensyariatkan untuk memohon kepada Allah agar turun hujan dengan melaksanakan salat Istisqo,” ujar Habib Ubaid.
Ia pun meminta umat Islam, menyikapi kemarau yang panjang dengan kesabaran. Karena menurutnya semua pasti ada hikmahnya. Ia pun mengingatkan yang terjadi saat ini bukanlah siksaan tetapi peringatan, “Dan di balik itu Allah sudah mempersiapkan hikmah dan pahala besar yang menjadi harapan orang-orang iman,” tuturnya.
Seperti halnya di Kediri yang sejak 30 tahun, baru kali ini menggelar salat Istisqo. Menurut Ketua DPD LDII Nganjuk, Murkani, Lengkong setiap tahun selalu banjir. “Baru kali ini kekeringan,” ujar Murkani yang merasakan langsung banjir tiap tahun di Lengkong.
Munajat memohon hujan juga dihelat di Pondok Pesantren Gadingmangu, Perak, Jombang, Jawa Timur. Ibadah tersebut digelar di halaman Masjid Luhur Nurhasan. Ratusan santri berbondong-bondong memadati halaman masjid sejak pukul 05.30 hingga 06.30 WIB.
Salat Istisqo yang dipimpin oleh imam sekaligus khatib KH. Ahmad Anwari tersebut, dilaksanakan dalam dua rakaat. Mereka kemudian melanjutkannya dengan khotbah dan berdoa kepada Allah SWT supaya menurunkan hujan.
Pada pelaksanaannya, rakaat pertama, dilaksanakan takbir sebanyak tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah. Sedangkan rakaat kedua dilaksanakan takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Pelaksanaan sholat istisqo di Ponpes Gading Mangu tersebut diikuti oleh guru pondok, 800-an santri, pengurus DPD LDII Kabupaten Jombang, serta warga sekitar. Selain di Ponpes Gadingmangu yang masuk dalam PC LDII Perak, salat Istisqo di Jombang juga digelar di PC LDII Ngoro dan Bareng Jombang.
Kekeringan yang melanda Jawa Timur memang berdampak secara sosial. Kebakaran sangat mudah terjadi di perkotaan. Kegagalan panen jagung misalnya, mengerek harga pakan yang menyulitkan peternak. Kemarau juga memicu inflasi beberapa komoditas di Jawa Timur. (FU/LINES)