LDII

Inspiratif, Kisah Sukses Santri LDII yang Jadi Ahli Epidemologi Dunia

LDIIBandung.or.id, Bandung -Jelang peringatan Hari Santri Nasional 2022, Pondok Schooling Darul Ilmi (PSDI) menggelar Bincang Inspiratif “Sharing Kisah Sukses dan Pembelajaran Kehidupan Pasca Pandemi Covid-19”. Kegiatan yang digelar pada Jum’at (21/10), diikuti oleh para santri pondok pesantren yang berada di bawah naungan LDII se-Jawa Barat sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional oleh DPW LDII Jawa Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Uno mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia, “Saya sangat berbangga senang dengan semangat yang timbul dari adik-adik santri dan pendidik di pesantren LDII untuk turut berperan di dalam membangun sumber daya manusia,” ujar Sandiaga Uno saat memberikan sambutan secara online.

Menparekraf Sandiaga Uno berharap, para santri dapat menjadi harapan bangsa menuju Indonesia Maju, “Adik-adik santri LDII nantinya akan menjadi harapan dan tumpuan di masa depan agar kita mampu mberdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya,” ujarnya.

Dalam kegiatan yang menghadirkan pakar Epidemologi dan Peneliti Global Health Security lulusan Universitas Griffifth Australia, dr. Dicky Budiman M.Sc.,PH., PhD mengusut tuntas kisah inspiratif dibalik kesuksesannya. Dokter yang dikenal secara luas sebagai analis Covid-19 untuk Indonesia tersebut, ternyata pernah menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Sumber Barokah, Karawang.

“Saya pernah mondok di Karawang tahun 1990. Jaman saya dulu tidur masih di lantai karpet, makanan paling bergizi dulu itu di pondok hanya tahu dan tempe,” ujarnya.

Kendati demikian, ia tak pernah mengeluh saat menimba ilmu di pondok pesantren. Bahkan, semangatnya dalam menimba ilmu justru terus meningkat. Baginya, tak hanya ilmu keagamaan yang perlu dikejar, namun ilmu keduniaan juga perlu digapai.

“Walaupun di pondok pesantren sibuk mengaji, tetapi dunia tetap dikejar juga. Saat itu saya ikut tes Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), saya daftar jurusan kedokteran dan Alhamdulillah dapat berita saya diterima di jurusan Kedokteran Unpad,” ujarnya.

Ia mengungkapkan kesuksesannya tak lepas dari peran serta ridho orang tua, terutama do’a ibu, “Kalau adik-adik sampai sekarang masih mempunya ibu, itu perlu dimanfaatkan. Minta didoakan, karena do’a ibu itu maqbul,” jelasnya.

Kiat selanjutnya iang ia lakukan adalah dengan merutinkan amalan andalan. Amalan yang ringan dikerjakan, namun rutin dilakukan secara terus-menerus, “Salah satu kiat lainnya, saya merutinkan amalan-amalan andalan. Seperti puasa daud, melafalkan istigfar, dan lain-lain,” jelasnya.

Ia juga menceritakan alasannya memilih menjadi ahli kesehatan masyarakat (Public Health) di bidang Epidemologi dibanding memilih menjadi klinisi atau dokter spesialis. Menurutnya menjadi ahli di bidang kesehatan masyarakat dapat memberikan pengabdian dengan jangkauan yang lebih luas.

“Saya melihat kalau dokter praktik menangani pasien, itu hanya menolong satu persatu, tapi kalau ahli kesehatan masyarakat, sekali saja mengeluarkan kebijakan, jangkauannya manfaatnya lebih luas dan bisa menolong jutaan orang,” ungkapnya.

Sebagai alumni santri pondok pesantren di bawah naungan LDII, ia berpesan santri LDII harus menjadi teladan bagi masyarakat umum. Santri juga harus berdaya saing dan unggul di bidang yang digeluti, “Di dalam setiap proporsi apapun, kita ini harus menjadi yang terbaik dan teladan,” tegasnya.

Senada dengan Dicky Budiman, Ketua DPW LDII Jawa Barat mengungkapkan santri harus berperan penting dan memberi contoh kepada masyarakat, “Santri sejak jaman kemerdekaan adalah garda terdepan dalam merebut kemerdekaan. Sekarang kita sudah merdeka. Maka bagaimana santri harus mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif, berikan contoh yang baik,” jelasnya.

Sebagai rekan sejawat, dr. Dicky Harun berharap santri-santri LDII kedepan bisa mengikuti jejak langkah kesuksesan dr. Dicky Budiman yang berlatar belakang santri, “Santri harus bisa menjadi generasi yang profesional religius. Profesional di bidang yang kalian geluti, namun tidak menghilangkan jiwa kesantriannya, jiwa religiusnya,” tanggap Dicky.

Melalui kegiatan ini, Dicky Harun berharap para santri LDII memiliki tekad yang kuat untuk meraih cita-cita di berbagai bidang yang diminati, sehingga dapat menjadi santri yang berdaya menjaga martabat kemanusiaan,“Harapan kami santri-santri yang berada di bawah naungan LDII bisa menjadi santri yang luar biasa, serta berdaya saing global,” pungkas Dicky. (LINES/Fitri).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *